Jelang Pemilu di Amerika
Bersamaan dengan kemenangan Mitt
Romney di pemilu pendahuluan pilpres di lima negara bagian Amerika, ia berjanji
akan mendepak Barack Obama dari Gedung Putih. Bakal kandidat dari kubu Republik
yang kerap meraih kemenangan di pemilu internal partai ini menandaskan bahwa
dirinya bertekad mengakhiri empat tahun keputusasaan di negara ini. Statemen
ini dirilis setelah penghitungan suara di lima negara bagian timut laut AS yang
menunjukkan kemenangan mutlak Romney. Mantan gubernur Massachusetts ini meraih
kemenangan di pemilu yang digelar hari Selasa lalu di negara bagian
Pennsylvania, Delaware, Connecticut, Rhode Island dan New York.
Kemenangan Romney di pemilu pada
hari Sabtu menandai dimulainya persaingan resmi antara dirinya dan Barack
Obama. Meski calon resmi dari kubu Republik di pilpres negara ini akan
diumumkan musim panas depan dan diputuskan di munas Partai Republik, namun dua
kandidat lain kubu ini yakni Newt Gingrich dan Ron Paul tidak memiliki peluang
mengalahkan Romney. Oleh karena itu, sejak kini Romney merasa dirinya sudah
pasti akan bersaing dengan calon tunggal dari Demokrat, Barack Obama.
Mundurnya Rick Santorum dari
persaingan pemilu internal Republik membuat friksi internal di kubu ini terobati
dan sayap kanan kian berpeluang untuk bersaing dengan Obama. Dalam beberapa
hari lalu, Romney dalam kampayenya mengusung slogan "Better America"
(Amerika yang lebih Baik). Sementara itu, kubu Republik menuding pemerintahan
Obama gagal di bidang ekonomi dan sosial. Hal ini mereka tempuh demi meraih
suara warga Amerika. Tak hanya itu, menurut mereka kelemahan utama pemerintahan
Obama adalah kegagalannya menanggulangi pengangguran.
Berbagai data statistik menunjukkan
bahwa sejak menjabat presiden AS, Obama sedikitnya telah menambah empat juta
orang ke kelompok pengangguran di negara ini. Selain itu, ratusan ribu warga
juga terpaksa kehilangan rumah mereka dan mayoritasnya berubah menjadi warga
miskin. Namun demikian dalam beberapa bulan terakhir dan berdasarkan data
statistik resmi, pengangguran di AS menurun drastis. Dari pengangguran 10
persen warga yang sebelumnya memiliki pekerjaan, kini tercatat turun sekitar 8
persen.
Meski demikian, kondisi pasar kerja
di AS saat ini masih belum mampu membuat Obama untuk memanfaatkannya meraih
dukungan dalam pemilu mendatang. Khususnya kenaikan berkala harga bensin di AS
kian menambah kekhawatiran warga. Tak hanya itu, pemerintah Obama saat ini pun
didera gelombang protes akibat kenaikan harga bensin.
Di sisi lain, Obama diprediksikan
masih memiliki senjata ampuh untuk melumpuhkan serangan hebat Romney dan
pemimpin Partai Republik. Penggalangan dana Obama yang dua kali lipat lebih
besar dari dana Romney adalah salah satu senjata ampuh Demokrat. Dengan dana
besar ini kubu Demokrat akan mampu melakukan kampanye besar-besaran untuk
menggalang dukungan bagi kandidatnya.
Obama sendiri sangat mengharapkan
suara dari warga miskin yang mendapat santunan asuransi dana kesehatan yang
baru saja ia perjuangkan. Paket stimulus ekonomi dan pajak bagi warga kaya di
AS termasuk strategi lain Obama yang diharapkan mampu menambah dukungan di
pemilu mendatang. Poin penting di sini adalah kondisi dan iklim yang tengah
menguasai AS saat ini membuat kandidat baik dari Republik maupun Demokrat tak
terlalu yakin untuk meraih kemenangan di pemilu enam November mendatang.
0 komentar:
Post a Comment