Mimpi Yang Pernah Menggemparkan Dunia
otto loewi
Setiap orang sudah pasti pernah bermimpi saat tidur. Entah itu mimpi yang indah atau pun buruk. Ada juga sejumlah mimpi yang membingungkan, di mana kita tidak tahu-menahu peristiwa yang terjadi dan orang-orang yang terlibat di dalam mimpi itu. Lebih aneh lagi, ada sejumlah mimpi yang begitu nyata yang kemudian benar-benar terjadi, karena itu, banyak orang yang percaya dengan mimpi, bahkan sengaja mencari “orang pintar” untuk mengartikan makna mimpi yang dialaminya. Berikut ini empat kasus mimpi yang benar-benar realistis sehingga pernah menggemparkan dunia.
Setiap orang sudah pasti pernah bermimpi saat tidur. Entah itu mimpi yang indah atau pun buruk. Ada juga sejumlah mimpi yang membingungkan, di mana kita tidak tahu-menahu peristiwa yang terjadi dan orang-orang yang terlibat di dalam mimpi itu. Lebih aneh lagi, ada sejumlah mimpi yang begitu nyata yang kemudian benar-benar terjadi, karena itu, banyak orang yang percaya dengan mimpi, bahkan sengaja mencari “orang pintar” untuk mengartikan makna mimpi yang dialaminya. Berikut ini empat kasus mimpi yang benar-benar realistis sehingga pernah menggemparkan dunia.
1. Kimiawan Jerman, F.A.Friedrich Augustkekul
Suatu hari di musim dingin tahun 1864, kimiawan asal Jerman, F.A Friedrich Augustkekul von Stradonitz (829-1896) duduk mengantuk di depan tungku dinding, atom-atom dan molekul-molekul mulai berdansa (bergerak) dalam halusinasi, se-ikatan atom karbon bagaikan ular menggigit erat ekornya sendiri dan berputar-putar di depannya.
Suatu hari di musim dingin tahun 1864, kimiawan asal Jerman, F.A Friedrich Augustkekul von Stradonitz (829-1896) duduk mengantuk di depan tungku dinding, atom-atom dan molekul-molekul mulai berdansa (bergerak) dalam halusinasi, se-ikatan atom karbon bagaikan ular menggigit erat ekornya sendiri dan berputar-putar di depannya.
Seketika setelah sadar dari tidurnya, Friedrich akhirnya mengerti
ternyata molekul benzena itu adalah sebuah rantai. Semua bukti yang ada
menunjukkan molekul benzena itu begitu simetris, 6 buah atom karbon dan 6
atom hidrogen berurut sempurna secara simetris, serta membentuk molekul
yang stabil. Puluhan tahun sebelumnya, para ilmuwan masih belum
mengetahui strukturnya secara pasti. Atas penemuannya yang tak terduga
ini, ia dikenal sebagai ‘dewa cincin’ karena berhasil mengungkapkan
bagaimana 6 atom karbon molekul benzena berikatan dengan 6 atom
hidrogen.
2. Ahli kimia Rusia Dmitry Ivanovich Mendeleyev
February 1869, ini berhubungan dengan konstitusi dunia kimia, struktur tabel periodik. Waktu itu sudah ditemukan 63 jenis elemen, tanpa terelakkan ilmuwan harus mempertimbangkan, apakah dunia alam itu memiliki hukum tertentu, agar supaya elemen tersebut bisa secara berurut dibagi dalam berbagai kategori, dan memainkan fungsinya masing-masing? Profesor kimia yang berusia 35 tahun, Dmitry Ivanovich Mendeleyev berpikir keras mengenai masalah ini, dan dalam kelelahannya ia terbenam ke alam mimpi.
February 1869, ini berhubungan dengan konstitusi dunia kimia, struktur tabel periodik. Waktu itu sudah ditemukan 63 jenis elemen, tanpa terelakkan ilmuwan harus mempertimbangkan, apakah dunia alam itu memiliki hukum tertentu, agar supaya elemen tersebut bisa secara berurut dibagi dalam berbagai kategori, dan memainkan fungsinya masing-masing? Profesor kimia yang berusia 35 tahun, Dmitry Ivanovich Mendeleyev berpikir keras mengenai masalah ini, dan dalam kelelahannya ia terbenam ke alam mimpi.
Dalam mimpinya itu ia melihat sebuah daftar, dan secara
berturut-turut unsur-unsur itu jatuh ke dalam petak yang sesuai. Setelah
bangun ia segera mengingat ide rancangan daftar tersebut: karakter
elemen itu bertambah mengikuti nomor urut atau tabel atom,
memperlihatkan perubahan yang teratur.
Dalam daftarnya, Dmitry Ivanovich Mendeleyev menyisakan kolom kosong
terhadap elemen yang belum diketahui, dan dalam beberapa tahun sesudah
itu, 11 jenis elemen yang diprediksikannya secara berturut-turut
ditemukan, dan secara teratur menetap ke dalam tabel periodik, khususnya
helium, neon, krypton, xenon dan radon yang belakangan ditemukan yang
memberi tambahan kategori yang baru pada struktur tabel periodik,
berbagai macam karakter cocok secara mengejutkan dengan prediksinya. Dan
dunia elemen jelas sudah dengan sekali pandang, ia tak ubahnya seperti
sebuah peta besar, dan riset kimia di masa yang akan datang semuanya
akan tergantung pada gambar petunjuk ini.
3. Ahli biologi dari Austria, Otto Loewi (1873-1961)
Malam sebelum hari kebangkitan Isa Almasih tahun 1921, ahli biologi Austria yakni Otto Loewi sadar dari mimpinya, ia mengambil secarik kertas dan tanpa sadar menulis sesuatu, lalu terkulai dan tertidur lagi. Pada pukul 6 pagi keesokan harinya, tiba-tiba teringat dirinya kemarin menulis sesuatu yang sangat penting, namun, ia tidak mengerti dengan simbol gambar yang ditulisnya sendiri. Untungnya, pada hari kedua pukul 3 dini hari, pemikiran baru yang telah berlalu itu kembali lagi, yaitu sebuah metode rancangan percobaan, bisa digunakan untuk membuktikan apakah hipotesa itu benar terhadap hal yang dikemukakan Otto Loewi pada 17 tahun silam.
Malam sebelum hari kebangkitan Isa Almasih tahun 1921, ahli biologi Austria yakni Otto Loewi sadar dari mimpinya, ia mengambil secarik kertas dan tanpa sadar menulis sesuatu, lalu terkulai dan tertidur lagi. Pada pukul 6 pagi keesokan harinya, tiba-tiba teringat dirinya kemarin menulis sesuatu yang sangat penting, namun, ia tidak mengerti dengan simbol gambar yang ditulisnya sendiri. Untungnya, pada hari kedua pukul 3 dini hari, pemikiran baru yang telah berlalu itu kembali lagi, yaitu sebuah metode rancangan percobaan, bisa digunakan untuk membuktikan apakah hipotesa itu benar terhadap hal yang dikemukakan Otto Loewi pada 17 tahun silam.
Loewi bergegas bangkit dari ranjang dan segera ke laboratorium,
menyembelih 2 ekor kodok, jantung kodok itu dikeluarkan dan direndam ke
dalam garam fisiologis, salah satu kodok yang pertama itu membawa saraf
kelana, sedangkan kodok yang kedua tidak. Dengan menggunakan elektroda
Loewi merangsang saraf kelana pada jantung kodok pertama agar denyut
jantungnya menjadi lamban, beberapa menit kemudian air garam yang
merendamnya itu dialihkan ke dalam wadah tempat jantung kodok nomor dua,
dan hasilnya denyut jantung kodok nomor dua juga menjadi lamban.
Hasil percobaan tersebut menunjukkan, bahwa saraf tidak secara
langsung berefek pada otot, melainkan melalui pelepasan zat kimia,
ketika saraf kelana pada jantung kodok pertama itu mendapat rangsangan
menghasilkan zat-zat tertentu, mereka atau zat-zat itu larut dalam air
garam dan menimbulkan efek terhadap jantung kodok nomor dua. Demikianlah
penyebaran kimia dari impuls syaraf diketahui, ia telah membuka sebuah
bidang riset yang baru, sekaligus membuat Loewi memperoleh hadiah nobel
fisiologi dan ilmu kedokteran tahun 1936.
0 komentar:
Post a Comment